Bercanda atau bersenda gurau adalah salah satu cara untuk melepas penat, menghibur diri, dan menjalin keakraban dengan orang lain. Bercanda juga dapat menunjukkan sisi manusiawi dan humoris dari seseorang. Namun, bercanda tidak boleh dilakukan sembarangan, tanpa memperhatikan batas dan etika yang sesuai dengan ajaran Islam. Islam mengajarkan adab bercanda yang baik, yang tidak melanggar syariat, tidak menyakiti hati, dan tidak merusak akhlak. Berikut adalah beberapa adab bercanda dalam Islam, beserta dalil-dalilnya dari Al-Qur’an dan hadis.

1. Bercanda dengan Kebenaran

Islam tidak melarang umatnya untuk bercanda, asalkan bercanda dengan kebenaran, tidak berdusta, dan tidak menipu. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah suri tauladan yang baik dalam hal bercanda. Beliau juga pernah bercanda dengan istri dan para sahabatnya, namun beliau selalu berkata yang benar dan tidak berlebihan. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, para sahabat bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam:

Wahai Rasulullah, apakah engkau juga bersenda gurau bersama kami?

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab:

Ya, tetapi aku tidak berkata kecuali yang benar. (HR. Ahmad)

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar. (QS. At-Taubah: 119)

2. Bercanda dengan Sopan dan Santun

Islam mengajarkan umatnya untuk bercanda dengan sopan dan santun, tidak kasar, tidak vulgar, dan tidak menyinggung. Bercanda harus dilakukan dengan penuh hormat, menghargai, dan menghormati orang lain. Bercanda tidak boleh melanggar norma-norma kesopanan, seperti menyebut nama-nama yang tidak pantas, mengolok-olok, mencemooh, atau mengejek. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

Tidak ada seorang pun yang beriman hingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri. (HR. Bukhari dan Muslim)

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki mencela kumpulan yang lain, boleh jadi yang dicela itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan mencela kumpulan lainnya, boleh jadi yang dicela itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim. (QS. Al-Hujurat: 11)

3. Bercanda dengan Waktu dan Tempat yang Tepat

Islam mengajarkan umatnya untuk bercanda dengan waktu dan tempat yang tepat, tidak mengganggu, tidak mengabaikan, dan tidak melalaikan. Bercanda harus dilakukan dengan bijak, sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada. Bercanda tidak boleh menghalangi kewajiban-kewajiban yang harus dilaksanakan, seperti shalat, dzikir, belajar, bekerja, atau beribadah. Bercanda juga tidak boleh dilakukan di tempat-tempat yang sakral, seperti masjid, kuburan, atau tempat ibadah lainnya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

Tiga perkara yang dimaksudkan dengan serius, maka ia serius, dan jika dimaksudkan dengan bercanda, maka ia tetap serius, yaitu nikah, talak, dan rujuk. (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi)

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

Hai orang-orang yang beriman, apabila diseru untuk menunaikan shalat pada hari Jum’at, maka bersegeralah kamu kepada mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. (QS. Al-Jumu’ah: 9)

4. Bercanda dengan Tujuan yang Baik

Islam mengajarkan umatnya untuk bercanda dengan tujuan yang baik, tidak merugikan, tidak menyakiti, dan tidak memfitnah. Bercanda harus dilakukan dengan niat yang ikhlas, untuk menjalin silaturahim, menumbuhkan kasih sayang, dan menyebarkan kebaikan. Bercanda tidak boleh menimbulkan permusuhan, kebencian, atau perselisihan. Bercanda juga tidak boleh mengandung unsur-unsur yang dilarang oleh Allah, seperti dusta, ghibah, namimah, atau zina. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia berkata baik atau diam. (HR. Bukhari dan Muslim)

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian dari prasangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Hujurat: 12)

5. Bercanda dengan Ukuran yang Wajar

Islam mengajarkan umatnya untuk bercanda dengan ukuran yang wajar, tidak berlebihan, tidak berpanjang-panjang, dan tidak berulang-ulang. Bercanda harus dilakukan dengan porsi yang seimbang, tidak mengurangi kewibawaan, tidak merendahkan martabat, dan tidak melampaui batas. Bercanda juga harus disesuaikan dengan karakter, sifat, dan kondisi orang yang diajak bercanda, agar tidak menyinggung atau menimbulkan kesalahpahaman. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

Sesungguhnya dari perkara yang paling dicintai Allah adalah ucapan yang lembut dan wajah yang berseri-seri. (HR. Ahmad)

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

Dan janganlah kamu menjadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu (pelit) dan janganlah kamu terlalu mengulurkannya (boros), karena itu kamu menjadi tercela dan menyesal. (QS. Al-Isra: 29)

Itulah beberapa adab bercanda dalam Islam, yang semoga dapat menjadi pedoman bagi kita untuk bersikap dan berperilaku sesuai dengan syariat Allah. Bercanda adalah sunnah Rasulullah, asalkan dilakukan dengan cara yang baik, benar, dan bijak. Mari kita jadikan bercanda sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah, Rasul-Nya, dan sesama muslim. Wallahu a’lam.

 

Baca Juga:

Larangan Rasulullah kepada Umatnya: Apa Saja dan Mengapa?

Apasih yang disebut jihad dan syahid di jalan Allah?

Apa Saja Sih? Mukjizat Rasullulah Yang Kita Belum Ketahui

Yuk Bersama-sama, kita bisa memberikan kebahagiaan kepada mereka yang membutuhkan . Mari berbagi, peduli, dan berbuat baik.

Yuk Kunjungi Campaign Yayasan Bahagia Berbagi Bersama di https://bahagiaberbagibersama.org/

Kunjungi Juga Instagram bahagiaberbagibersama

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *