Gaza, sebuah wilayah yang terkepung oleh blokade Israel dan Mesir, sedang menghadapi krisis kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Sejak serangan udara Israel yang membalas serangan Hamas yang menewaskan 1.300 orang, Gaza telah menjadi tumpukan puing-puing, dengan penduduknya yang berjumlah 2,3 juta orang kekurangan air, makanan, dan obat-obatan.

Salah satu masalah terbesar yang dihadapi Gaza adalah krisis air. Menurut PBB, hanya 14 persen penduduk Gaza yang mendapat air selama tiga jam pada hari Selasa. Banyak orang terpaksa menggali sumur di dekat laut untuk mendapatkan air, tetapi air itu tercemar oleh limbah dan garam. Selain itu, kerusakan pada pipa dan pompa air, serta kekurangan bahan bakar, membuat sulit untuk mengangkut dan mendistribusikan air.

Krisis air juga berdampak pada ketersediaan makanan. Sebagian besar tanaman pertanian di Gaza rusak akibat serangan udara dan kekeringan. Selain itu, blokade Israel telah menghentikan semua pasokan makanan masuk ke Gaza, termasuk bahan pokok seperti roti. Di beberapa supermarket yang masih buka, sebagian besar rak kosong. Di toko roti yang masih beroperasi, waktu tunggu mencapai lebih dari 10 jam.

Krisis kesehatan juga semakin memburuk di Gaza. Sebagian besar rumah sakit di Gaza telah hancur atau dievakuasi akibat serangan udara. Rumah sakit yang masih berfungsi kehabisan listrik dan bahan bakar untuk generator darurat. Menurut WHO, 20 dari 23 rumah sakit pemerintah di Gaza hanya beroperasi sebagian dan merawat rata-rata 1.000 pasien per hari – jauh di atas kapasitas mereka. Selain itu, banyak pekerja kesehatan yang tewas atau terluka dan setidaknya tujuh pusat medis yang rusak.

Salah satu hal yang paling dibutuhkan oleh rumah sakit di Gaza adalah obat-obatan. Bank darah hanya memiliki persediaan untuk dua minggu ke depan. Obat penghilang rasa sakit telah habis. Staf dari MSF melaporkan bahwa pasien yang terluka dan sakit berteriak kesakitan sambil menghadapi ancaman pemboman. Layanan penting seperti dialisis telah dihentikan.

Penduduk Gaza tidak hanya menghadapi krisis pangan dan obat-obatan, tetapi juga krisis perlindungan. Ratusan ribu orang di utara Gaza telah melarikan diri dari rumah mereka setelah Israel mengeluarkan perintah evakuasi sebagai persiapan untuk invasi darat – tetapi mereka tidak memiliki tempat yang aman untuk pergi. Sekolah-sekolah, masjid-masjid, dan tempat penampungan lainnya telah menjadi sasaran serangan udara Israel. Menurut OCHA, 1 juta orang Palestina telah mengungsi dari rumah mereka di Gaza, dan kementerian kesehatan Palestina mengatakan 2.329 orang Palestina telah tewas sejak permusuhan dimulai.

Sementara itu, upaya gencatan senjata masih belum membuahkan hasil. Meskipun Amerika Serikat mengatakan telah mencapai kesepakatan dengan Israel untuk membiarkan bantuan masuk ke Gaza, rincian kesepakatan tersebut masih belum jelas. Konvoi truk dengan bantuan masih menunggu di sisi Mesir dari perbatasan Rafah, satu-satunya pintu masuk antara Mesir dan Gaza. Orang asing yang terjebak di Gaza juga tidak dapat keluar.

Namun, upaya untuk mengirimkan bantuan obat-obatan ke Gaza masih menghadapi banyak kendala. Israel telah menghentikan semua pasokan masuk ke Gaza, termasuk makanan dan obat-obatan. Meskipun Amerika Serikat mengatakan telah mencapai kesepakatan dengan Israel untuk membiarkan bantuan masuk ke Gaza, rincian kesepakatan tersebut masih belum jelas. Konvoi truk dengan bantuan masih menunggu di sisi Mesir dari perbatasan Rafah, satu-satunya pintu masuk antara Mesir dan Gaza.

Solusi Menghentikan Krisis DI Gaza

Krisis obat-obatan di Gaza merupakan krisis kemanusiaan yang membutuhkan perhatian dan tindakan segera dari dunia internasional. Tanpa obat-obatan yang cukup dan berkualitas, penduduk Gaza akan terus menderita dampak buruk bagi kesehatan dan keselamatan mereka. Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengatasi krisis ini adalah:

– Menghentikan serangan udara Israel terhadap infrastruktur sipil di Gaza dan mengizinkan bantuan kemanusiaan masuk ke wilayah tersebut.
– Memulihkan pasokan air dan listrik dari Israel ke Gaza dan meningkatkan jumlahnya sesuai dengan kebutuhan penduduk.
– Memperbaiki dan membangun kembali fasilitas-fasilitas kesehatan yang rusak atau hancur akibat konflik.
– Meningkatkan kapasitas produksi dan distribusi obat-obatan di dalam Gaza dan memastikan bahwa obat-obatan tersebut memenuhi standar kualitas.
– Mencari solusi politik yang adil dan langgeng untuk mengakhiri blokade dan pendudukan Israel terhadap Gaza.

Gaza memanggil dunia untuk membantu mereka keluar dari krisis ini. Mereka membutuhkan air bersih, makanan bergizi, obat-obatan penting, bahan bakar untuk listrik, dan perlindungan dari kekerasan. Mereka juga membutuhkan perdamaian yang adil dan langgeng, yang akan mengakhiri blokade dan pendudukan yang telah berlangsung selama bertahun-tahun. Gaza memanggil, apakah dunia akan menjawab?

 

“Together We Support Palestine”

Mengenal sosok Mohammed Deif

Melalui campaign “Together We Support Palestine” dari “Bahagiaberbagibersama.org,” kita memiliki kesempatan untuk berbuat sesuatu yang positif dan memberikan bantuan kepada mereka yang membutuhkan. Dukungan ini adalah ungkapan nyata dari solidaritas dan harapan kita untuk masa depan yang lebih baik di Palestina.

Ayo, berpartisipasi dalam campaign ini dan bersama-sama kita mendukung Palestina! Klik di sini untuk berpartisipasi.

Kunjungi Juga Instagam bahagiaberbagibersama

Dengan bersatu, kita dapat membuat perbedaan yang signifikan dalam kehidupan warga Palestina yang membutuhkan bantuan kita. Mari bersama-sama mengirimkan pesan bahwa perdamaian dan keadilan adalah cita-cita bersama kita semua.

Baca Juga:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *