Gencatan senjata selama empat hari antara Israel dan Hamas yang berakhir pada Selasa (28/11) waktu setempat, berhasil diperpanjang untuk dua hari lagi atas usulan Hamas dan persetujuan Israel. Hal ini dilaporkan oleh para mediator dari Qatar dan Mesir, yang terlibat dalam pembicaraan damai antara kedua belah pihak.
Perpanjangan gencatan senjata ini dimaksudkan untuk memberi kesempatan kepada Hamas untuk membebaskan lebih banyak sandera Israel yang ditahan sejak serangan 7 Oktober lalu, yang memicu perang selama tujuh minggu di Jalur Gaza. Sejauh ini, Hamas telah membebaskan 75 sandera Israel, termasuk tujuh anak-anak dan enam wanita, sebagai bagian dari pertukaran dengan Israel yang telah membebaskan 150 tahanan Palestina, termasuk 39 yang dibebaskan pada Minggu (26/11).
Presiden AS Joe Biden menyambut baik perpanjangan gencatan senjata ini, dan mengatakan bahwa ia berharap pertempuran dapat dihentikan selama-lamanya, dan semua sandera dapat dibebaskan. Ia juga menekankan pentingnya bantuan kemanusiaan bagi rakyat Gaza, yang mengalami krisis akibat perang dan blokade Israel. Ia mengatakan bahwa AS akan terus mendukung upaya-upaya untuk mencapai perdamaian dan stabilitas di kawasan tersebut.
Sementara itu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan bahwa ia bersedia untuk melanjutkan dialog dengan Hamas, asalkan kelompok militan tersebut menghentikan serangan roket dan terorisme terhadap Israel, dan mengakui hak Israel untuk hidup sebagai negara Yahudi. Ia juga menuntut agar Hamas melepaskan kendali atas Gaza, dan membiarkan Otoritas Palestina yang dipimpin Presiden Mahmoud Abbas mengambil alih pemerintahan di sana.
Di sisi lain, juru bicara Hamas Fawzi Barhoum mengatakan bahwa perpanjangan gencatan senjata ini adalah kemenangan bagi perlawanan Palestina, dan bukti kegagalan Israel untuk menghancurkan Hamas. Ia mengatakan bahwa Hamas akan terus berjuang untuk membebaskan semua tahanan Palestina dari penjara-penjara Israel, dan untuk mengakhiri blokade dan pendudukan Israel atas tanah Palestina.
Gencatan senjata ini adalah yang terpanjang sejak perang pecah pada 7 Oktober, ketika Hamas menembakkan ratusan roket ke Israel, sebagai balasan atas pembunuhan empat anggotanya oleh pasukan Israel di dekat perbatasan Gaza. Israel kemudian melancarkan serangan udara dan darat yang menghancurkan infrastruktur dan fasilitas sipil di Gaza, menewaskan lebih dari 2.000 orang, sebagian besar warga sipil, dan melukai lebih dari 10.000 orang lainnya. Lebih dari 100.000 orang juga kehilangan tempat tinggal akibat perang ini.
Situasi di Gaza
Situasi kemanusiaan di Gaza saat ini sangat mengkhawatirkan, karena perang antara Israel dan Hamas yang telah berlangsung selama lebih dari tujuh minggu telah menimbulkan banyak korban jiwa, kerusakan, dan krisis kesehatan. Berikut ini adalah beberapa fakta yang dapat saya bagikan:
- Menurut Badan Pengungsi Palestina PBB (UNRWA), situasi kemanusiaan di Gaza menjadi jauh lebih buruk, karena musim dingin semakin dekat dan suhu di Gaza semakin dingin. Penyakit kulit dan diare meningkat secara eksponensial akibat kondisi tidak sehat yang diperparah oleh hujan.
- Sejauh ini, lebih dari 2.000 orang telah tewas, sebagian besar warga sipil, dan lebih dari 10.000 orang lainnya terluka akibat serangan udara dan darat Israel yang menghancurkan infrastruktur dan fasilitas sipil di Gaza. Lebih dari 100.000 orang juga kehilangan tempat tinggal akibat perang ini.
- Gencatan senjata selama empat hari antara Israel dan Hamas yang berakhir pada Selasa (28/11) waktu setempat, berhasil diperpanjang untuk dua hari lagi atas usulan Hamas dan persetujuan Israel. Gencatan senjata ini dimaksudkan untuk memberi kesempatan kepada Hamas untuk membebaskan lebih banyak sandera Israel yang ditahan sejak serangan 7 Oktober lalu. Sejauh ini, Hamas telah membebaskan 75 sandera Israel, sementara Israel telah membebaskan 150 tahanan Palestina.
- Beberapa negara, terutama di Amerika Latin, telah mengecam serangan Israel di Gaza dan mengutuk kematian warga Palestina. Mereka juga menyerukan gencatan senjata, bantuan kemanusiaan, dan solusi politik untuk mengakhiri konflik ini. Presiden AS Joe Biden juga menyambut baik perpanjangan gencatan senjata ini, dan menekankan pentingnya bantuan kemanusiaan bagi rakyat Gaza.