Pahala adalah ganjaran yang diberikan oleh Allah SWT kepada hamba-Nya yang berbuat kebaikan, baik dalam bentuk ibadah maupun amal sholeh. Pahala adalah salah satu motivasi bagi umat Islam untuk berlomba-lomba dalam kebaikan, dan juga salah satu faktor yang menentukan nasib mereka di akhirat. Namun, pahala yang telah kita peroleh bisa saja berkurang atau bahkan hilang, jika kita melakukan perbuatan-perbuatan yang bisa mengurangi pahala. Perbuatan-perbuatan tersebut bisa berupa dosa, kesalahan, atau kekeliruan, yang harus kita hindari dan bertaubat darinya. Berikut adalah beberapa perbuatan yang bisa mengurangi pahala, beserta dalil-dalilnya dari Al-Qur’an dan hadis.

1. Berdusta atau Berbohong

Berdusta atau berbohong adalah perbuatan yang sangat dibenci oleh Allah SWT, karena berdusta adalah lawan dari kebenaran, yang merupakan salah satu sifat Allah SWT. Berdusta atau berbohong adalah perbuatan yang bisa mengurangi pahala, baik dalam hal ibadah maupun dalam hal muamalah. Berdusta atau berbohong dalam ibadah, seperti berdusta dalam bersaksi, berdusta dalam bercerita tentang Allah atau Rasul-Nya, atau berdusta dalam berdoa, bisa membatalkan ibadah tersebut dan membuatnya sia-sia. Berdusta atau berbohong dalam muamalah, seperti berdusta dalam berdagang, berdusta dalam berjanji, atau berdusta dalam memberi nasihat, bisa merusak kepercayaan, keadilan, dan kebaikan di antara manusia. Allah SWT berfirman:

Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang berdusta. (QS. Az-Zumar: 3)

Rasulullah SAW bersabda:

Berhati-hatilah dari berdusta, karena berdusta membawa kepada kefasikan, dan kefasikan membawa kepada neraka. (HR. Bukhari dan Muslim)

2. Riya atau Pamer

Riya atau pamer adalah perbuatan yang bertujuan untuk menunjukkan amal kebaikan kepada orang lain, agar mendapat pujian, sanjungan, atau penghargaan dari mereka. Riya atau pamer adalah perbuatan yang bisa mengurangi pahala, karena riya atau pamer adalah bentuk dari syirik, yaitu menyekutukan Allah SWT dengan makhluk lain dalam hal ibadah. Riya atau pamer dalam ibadah, seperti riya dalam shalat, riya dalam zakat, riya dalam puasa, atau riya dalam haji, bisa menghapus keikhlasan dan kesempurnaan ibadah tersebut. Riya atau pamer dalam amal sholeh, seperti riya dalam bersedekah, riya dalam berilmu, riya dalam berjihad, atau riya dalam berakhlak, bisa menghilangkan keberkahan dan keutamaan amal tersebut. Allah SWT berfirman:

Maka celakalah orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya, orang-orang yang berbuat riya. (QS. Al-Ma’un: 4-6)

Rasulullah SAW bersabda:

Barangsiapa yang melakukan suatu amal, yang tidak diperintahkan oleh kami, maka amal itu tertolak. (HR. Muslim)

3. Ujub atau Sombong

Ujub atau sombong adalah perbuatan yang merasa bangga dan puas dengan diri sendiri, tanpa mengakui nikmat dan karunia Allah SWT. Ujub atau sombong adalah perbuatan yang bisa mengurangi pahala, karena ujub atau sombong adalah sifat yang dimiliki oleh iblis, yang menolak untuk bersujud kepada Adam AS, karena merasa lebih mulia darinya. Ujub atau sombong dalam ibadah, seperti ujub dalam shalat, ujub dalam zakat, ujub dalam puasa, atau ujub dalam haji, bisa mengurangi khusyu’ dan ketakwaan dalam ibadah tersebut. Ujub atau sombong dalam amal sholeh, seperti ujub dalam bersedekah, ujub dalam berilmu, ujub dalam berjihad, atau ujub dalam berakhlak, bisa mengurangi kebaikan dan kemanfaatan amal tersebut. Allah SWT berfirman:

Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri. (QS. Luqman: 18)

Rasulullah SAW bersabda:

Tidak akan masuk surga orang yang di hatinya ada kesombongan seberat biji sawi. (HR. Muslim)

4. Mengungkit-ungkit Amal

Mengungkit-ungkit amal adalah perbuatan yang menyebut-nyebut amal kebaikan yang telah dilakukan kepada orang lain, dengan tujuan untuk mendapat balasan, penghargaan, atau pengakuan dari mereka. Mengungkit-ungkit amal adalah perbuatan yang bisa mengurangi pahala, karena mengungkit-ungkit amal adalah bentuk dari ketidakjujuran, ketidakadilan, dan ketidakikhlasan. Mengungkit-ungkit amal dalam ibadah, seperti mengungkit-ungkit shalat, mengungkit-ungkit zakat, mengungkit-ungkit puasa, atau mengungkit-ungkit haji, bisa menghapus pahala ibadah tersebut dan membuatnya menjadi hutang. Mengungkit-ungkit amal dalam amal sholeh, seperti mengungkit-ungkit bersedekah, mengungkit-ungkit berilmu, mengungkit-ungkit berjihad, atau mengungkit-ungkit berakhlak, bisa menghilangkan keikhlasan dan keutamaan amal tersebut. Allah SWT berfirman:

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghapus (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari akhirat. (QS. Al-Baqarah: 264)

Rasulullah SAW bersabda:

Barangsiapa yang memberi sesuatu kepada seseorang, lalu ia mengungkit-ungkitnya, maka ia seperti anjing yang muntah, lalu ia memakannya kembali. (HR. Ahmad)

5. Menyakiti Perasaan Orang Lain

Menyakiti perasaan orang lain adalah perbuatan yang bisa mengurangi pahala, karena menyakiti perasaan orang lain adalah bentuk dari kezaliman, kekerasan, dan kejahatan. Menyakiti perasaan orang lain dalam ibadah, seperti menyakiti perasaan orang yang shalat, menyakiti perasaan orang yang zakat, menyakiti perasaan orang yang puasa, atau menyakiti perasaan orang yang haji, bisa mengurangi pahala ibadah tersebut dan membuatnya menjadi dosa. Menyakiti perasaan orang lain dalam amal sholeh, seperti menyakiti perasaan orang yang bersedekah, menyakiti perasaan orang yang berilmu, menyakiti perasaan orang yang berjihad, atau menyakiti perasaan orang yang berakhlak, bisa mengurangi kebaikan dan kemanfaatan amal tersebut. Allah SWT berfirman:

Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang mukmin dan mukminat tanpa kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul kebohongan dan dosa yang nyata. (QS. Al-Ahzab: 58)

Rasulullah SAW bersabda:

Barangsiapa yang menyakiti seorang muslim, maka ia telah menyakiti saya. Dan barangsiapa yang menyakiti saya, maka ia telah menyakiti Allah. (HR. Tirmidzi)

 

Baca Juga:

Larangan Rasulullah kepada Umatnya: Apa Saja dan Mengapa?

Apasih yang disebut jihad dan syahid di jalan Allah?

Apa Saja Sih? Mukjizat Rasullulah Yang Kita Belum Ketahui

Yuk Bersama-sama, kita bisa memberikan kebahagiaan kepada mereka yang membutuhkan . Mari berbagi, peduli, dan berbuat baik.

Yuk Kunjungi Campaign Yayasan Bahagia Berbagi Bersama di https://bahagiaberbagibersama.org/

Kunjungi Juga Instagram bahagiaberbagibersama

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.