Islam adalah agama yang mengajarkan tentang kehidupan dunia dan akhirat. Kehidupan dunia hanyalah sementara, sedangkan kehidupan akhirat adalah abadi. Oleh karena itu, seorang Muslim harus mempersiapkan diri untuk menghadapi pertanggungan jawab di akhirat.
Salah satu hal yang akan dihadapi oleh manusia di akhirat adalah pertanyaan-pertanyaan dari Allah SWT. Dalam hadis riwayat Ibnu Hibban dan at-Tirmidzi, Rasulullah SAW bersabda:
لَا تَزُوْلُ قَدَمَا عَبْدٍ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُسْأَلَ عَنْ أَرْبَعٍ عَنْ عُمُرِهِ فِيْمَا أَفْنَاهُ وَعَنْ جَسَدِهِ فِيْمَا أَبْلَاهُ وَعَنْ عِلْمِهِ مَاذَا عَمِلَ فِيْهِ وَعَنْ مَالِهِ مِنْ أَيْنَ اكْتَسَبَهُ وَفِيْمَا أَنْفَقَهُ (رَوَاهُ ابْنُ حِبَّانَ وَالتِّرْمِذِيُّ)
Artinya: “Kedua kaki seorang hamba tidaklah beranjak dari tempat hisabnya pada hari kiamat hingga ia ditanya mengenai empat hal: (1) umurnya, untuk apakah ia habiskan, (2) jasadnya, untuk apakah ia gunakan, (3) ilmunya, apakah telah ia amalkan, (4) hartanya, dari mana ia peroleh dan dalam hal apa ia belanjakan.” (HR Ibnu Hibban dan at-Tirmidzi)
Dari hadis di atas, kita dapat mengetahui bahwa ada empat perkara yang akan ditanyakan di akhirat, yaitu:
Umur
Umur adalah nikmat yang Allah SWT berikan kepada manusia untuk dimanfaatkan sebaik-baiknya. Umur yang panjang bukanlah ukuran keberhasilan, tetapi yang penting adalah bagaimana kita mengisi umur kita dengan ketaatan kepada Allah SWT dan kemanfaatan bagi sesama.
Allah SWT berfirman:
وَلَا تَقُولُوا لِمَنْ يُقْتَلُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ أَمْوَاتٌ ۚ بَلْ أَحْيَاءٌ وَلَٰكِنْ لَا تَشْعُرُونَ
Artinya: “Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah, (bahwa mereka itu) mati. Bahkan mereka itu hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya.” (QS. Al-Baqarah: 154)
Ayat ini menunjukkan bahwa kematian bukanlah akhir dari kehidupan, tetapi awal dari kehidupan yang sebenarnya. Orang-orang yang mati syahid di jalan Allah SWT adalah orang-orang yang hidup di sisi-Nya, meskipun kita tidak melihatnya.
Oleh karena itu, kita harus memanfaatkan umur kita untuk berjuang di jalan Allah SWT, baik dengan jihad fisik maupun jihad ilmu, dakwah, amal shalih, dan lain-lain. Kita harus mengisi umur kita dengan hal-hal yang bermanfaat bagi diri kita, keluarga kita, masyarakat kita, dan umat Islam secara keseluruhan.
Jasad
Jasad adalah amanah yang Allah SWT berikan kepada manusia untuk dijaga dan digunakan sesuai dengan perintah dan larangan-Nya. Jasad adalah sarana untuk beribadah kepada Allah SWT, baik dengan shalat, puasa, zakat, haji, dan lain-lain.
Allah SWT berfirman:
وَلَا تُلْقُوا بِأَيْدِيكُمْ إِلَى التَّهْلُكَةِ ۛ وَأَحْسِنُوا ۛ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
Artinya: “Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al-Baqarah: 195)
Ayat ini menunjukkan bahwa kita harus menjaga jasad kita dari hal-hal yang dapat merusaknya, seperti maksiat, dosa, penyakit, racun, dan lain-lain. Kita harus menjaga kesehatan jasad kita dengan makanan yang halal dan baik, olahraga yang teratur, istirahat yang cukup, dan lain-lain.
Kita juga harus menggunakan jasad kita untuk berbuat baik, seperti membantu orang yang membutuhkan, menolong orang yang tertindas, menyebarkan kebaikan, dan lain-lain. Kita harus menjadikan jasad kita sebagai alat untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, bukan sebagai alat untuk menjauhkan diri dari-Nya.
Ilmu
Ilmu adalah cahaya yang Allah SWT berikan kepada manusia untuk menerangi jalan hidupnya. Ilmu adalah kunci untuk memahami ayat-ayat Allah SWT, baik yang berupa kitab suci maupun alam semesta. Ilmu adalah modal untuk mengembangkan peradaban dan kesejahteraan manusia.
Allah SWT berfirman:
قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لَا يَعْلَمُونَ ۗ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو الْأَلْبَابِ
Artinya: “Katakanlah: “Apakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?” Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran.” (QS. Az-Zumar: 9)
Ayat ini menunjukkan bahwa ilmu adalah faktor yang membedakan antara orang yang beriman dan orang yang kafir, antara orang yang berakal dan orang yang bodoh, antara orang yang sukses dan orang yang gagal. Ilmu adalah anugerah yang harus kita syukuri dengan cara belajar dan mengamalkannya.
Kita harus menuntut ilmu yang bermanfaat bagi agama dan dunia kita, baik ilmu syar’i maupun ilmu dunyawi. Kita harus menuntut ilmu dengan niat yang ikhlas, cara yang benar, sumber yang sahih, dan tujuan yang mulia. Kita harus menuntut ilmu dengan sikap yang rendah hati, sabar, dan bersemangat.
Harta
Harta adalah rezeki yang Allah SWT berikan kepada manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Harta adalah sarana untuk berbagi dan bersedekah kepada orang-orang yang membutuhkan. Harta adalah ujian untuk menguji keimanan dan ketaqwaan manusia.
Allah SWT berfirman:
وَأَنْفِقُوا مِنْ مَا رَزَقْنَاكُمْ مِنْ قَبْلِ أَنْ يَأْتِيَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُولَ رَبِّ لَوْلَا أَخَّرْتَنِي إِلَىٰ أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُونَ مِنَ الصَّالِحِينَ
Artinya: Dan nafkahkanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: “Ya Tuhanku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh.” (QS. Al-Baqarah :195)
Demikianlah penjelasan mengenai Perkara yang Akan Ditanyakan di Akhirat dalam Islam, Semoga Arikel ini bisa bermanfaat bagi kita semua. Aminn…..
Baca Juga:
Keutamaan dan Manfaat Puasa Senin Kamis dalam Islam
Mendalami Makna dan Nilai Zikir Subuh dalam Ajaran Islam
Berpikir Positif: Kunci Pengukuran Sifat Iri dan Dengki
Yuk Bersama-sama, kita bisa memberikan kebahagiaan kepada mereka yang membutuhkan . Mari berbagi, peduli, dan berbuat baik.
Yuk Kunjungi Campaign Yayasan Bahagia Berbagi Bersama di https://bahagiaberbagibersama.org/
Kunjungi Juga Instagram bahagiaberbagibersama